Kristal Cair Elastomer Pengganti Otot

UGM patut berbangga hati. Salah satu putera terbaiknya mendapat anugerah Glenn H. Brown Prize International Liquid Crystal Society (ILCS) di Colorado. Yusril Yusuf merupakan peneliti pertama Indonesia yang berhasil mendapatkan penghargaan ini.

Disertasinya mengenai kristal cair elastomer bertajuk, Swelling Dynamics and Electromechanical Effects of Liquid Crystal Elastomers as Artificial Muscles, dilirik oleh ILCS. Alasannya, karena riset Yusril itu dinilai memberikan kontribusi kebaruan yang tinggi.

pic4

Glenn H. Brown sendiri merupakan penganugerahan yang diambil dari nama seorang peneliti terkemuka Glenn Halstead Brown, sekaligus pendiri Kent State University. Tokoh ini pula yang menjadi pelopor kegiatan internasional Liquid Crystal Conference di Amerika Serikat.

Penelitian Yusril Yusuf ini, juga memberikan kontribusi baru di bidang kristal cair sebagai disiplin ilmu kompleks yang masih asing di telinga masyarakat Indonesia. Meski disiplin ilmu ini masih asing, namun hasilnya banyak kita temui pada barang-barang di sekitar kita. Aplikasi dari kristal cair ini menjelma menjadi LCD (Liquid Crystal Display) pada televisi, notebook PC, PC monitor, maupun telepon seluler.

Yusril Yusuf sendiri mengenal disiplin ilmu kristal cair secara lebih lanjut ketika melanjutkan studinya di Universitas Kyushu, Jepang. Baginya, ini adalah hal yang baru, mengingat di Indonesia, Fisika Kristal Cair memang belum memasyarakat. Yusril Yusuf melihat material Liquid Crystal Elastomers (LCEs) sebagai topik riset yang menarik. Material ini merupakan kombinasi antara Liquid Crystal dan Elastic Polymer.

Lagipula, ketika dia memulai riset ini pada tahun 2001, terdapat prediksi bahwa material baru ini akan mempunyai banyak kegunaan di masa depan. Selain itu, material ini masih relatif baru dan mempunyai sifat-sifat yang menarik. Sifat elektromekanik dan elektrooptik paling besar dari material ini memungkinkan munculnya kajian dan riset lebih lanjut untuk pemanfaatannya.

Yusril Yusuf sendiri mempunyai latar belakang fisika teori untuk bidang kajian yang dia ambil. Semasa S1, Yusril Yusuf menekuni Fisika Kuantum dengan Profesor Muslim sebagai dosen pembimbingnya. Melanjutkan Jenjang Studinya Yusril, melirik fisika non linear sebagai kajiannya. Setelah itu dia tertarik dengan sistem kompleks yang salah satunya adalah mengenai kristal cair.

Berada di Universitas Kyushu, Yusril Yusuf mendapatkan peluang untuk belajar secara lebih lanjut. Awal mula berada di Kyushu, ia melakukan riset mengenai fundamental fisik pada salah satu topik kristal cair, yaitu Pattern Formations Dinematic Liquid Crystals.

Penelitian ini dibimbing oleh Soichi Kai, seorang profesor yang ahli di bidang ini. Ketika memasuki tahun terakhir pendidikan masternya di Kyushu, Yusril Yusuf mulai mengenal material baru, yaitu Liquid Crystal Elastomers. Sebuah material baru yang cukup unik buatan Heino Finkelmann, seorang profesor dari negara Jerman.

Menurut Yusril Yusuf, ada dua alasan mengapa riset ini menjadi menarik. Pertama, karena fisika dari material ini belum tuntas. Kedua, karena aplikasinya cukup beragam seperti soft actuators dan otot-otot buatan. Pierre Gilles de Gennes, penerima Nobel Prize Fisika pada tahun 1991, menyatakan bahwa kristal cair merupakan sebuah material yang menarik dan unik. Penelitian fundamentalnya memang masih diminati dan mempunyai peluang pasar yang cukup besar.

Tahun 2001, Yusril memulai membuat kelompok riset baru, bernama Liquid Crystal Elastomers (LCE) Group di Laboratorium. Kelompok ini menjalin kerjasama dengan pakar-pakar dari Amerika maupun Jerman, termasuk dengan Heino Finkelmann (penemu LCE). Berbagai hal dikerjakan oleh kelompok ini, termasuk presentasi dan publikasi paper yang mereka kerjakan pada forum tingkat dunia.

Sampai hari ini, riset yang dilakukan Yusril Yusuf untuk material ini masih terus berlanjut. Menurutnya, di masa depan, hasil yang dia teliti ini bisa dimanfaatkan untuk menggantikan otot-otot manusia. Selama ini, ujicoba yang dilakukan masih sebatas kepada robot.

Penelitiannya ini merupakan hasil yang pertama yang ditemukan. Oleh karenanya, pemanfaatannya di masa depan tentunya lebih menjanjikan. Bahkan tidak menutup kemungkinan, kinerja yang dilakukan robot juga akan lebih praktis, fleksibel, dan tidak berisik. Dengan demikian di masa depan, ada kemungkinan pula kinerja robot dapat membantu manusia dalam berbagai pekerjaan yang membutuhkan tenaga otot. Yusril Yusuf berharap, untuk ke depan, UGM bisa memanfaatkan riset ini secara lebih lanjut. Dia dan mahasiswanya siap membantu mengembangkannya, agar Indonesia tidak ketinggalan dengan negara-negara lainnya. Kristal elastomers yang masuk dalam kluster sains dan teknologi merupakan kategori material cerdas (smart material) yang bisa dikaji dan mempunyai prospek yang bagus di masa depan.

Dengan demikian, jika sudah mempunyai riset dan hasil di dalam, kita tidak perlu lagi bergantung dengan luar negeri. Sampai saat ini produksi material ini masih ada di Jerman. Lagipula, sifat material ini multidisiplin. Tidak hanya melibatkan kimia dan fisika saja, tapi juga melibatkan biologi. Sifat biomaterial dari material ini memungkinkannya bermanfaat dalam ranah biologi. Biomimetik, yang sekarang tengah dikembangkan pula, akan membuka peluang di bidang biologi untuk pemanfaatan material ini secara lebih lanjut.

dicopy paste dari : http://lppm.ugm.ac.id

One Comment to “Kristal Cair Elastomer Pengganti Otot”

  1. ehem ehem,,,

    ya ya, insya Allah aku liat Trans 7 ttg Mas Andi..
    ckckckckck,,,, seneng po seneng banget Mas???

    hahahahaha…..

Leave a comment